Friday, April 19, 2013

Balasan Alloh itu sempurna

Sempurna *nyayi mode on*...

Barusan baca blognya Pak JA ttg balasan itu sempurna. Jujur yah, aku juga masih tahap memperbaiki diri. Ada saatnya merasa down karena beberapa target belom tercapai, dan sering mengucap kata2 itu. Ko gini yah, ko gitu yah, dsb. Mempertanyakan nasib diri sendiri kpd yg punya hidup, Alloh SWT. Kl sudah dalam kondisi kek gitu, udah dech solusi yg paling enak *menurut aku*, istigfar banyak2 *ini tandanya kita masih blom bersyukur*, ambil aer wudhu, terus sholat 2 rokaat. In syaa Alloh setelah itu mendapat ketenangan. Yah at least dapat berpikir langkah kedepannya gimana untuk merealisasikan target tersebut. 

Balik lagi ke topik tadi, sering kali aku disini mengalami hal tersebut. Kenapa kebanyakan orang2 lokal sini yg notabene noni mendapat nilai2 yg masya Alloh gede banget (>15), padahal kita juga udah berusaha tapi tetep dapetnya segitu2 ajah :(.  Pernah satu dua kali diskusi kenapa hal ini terjadi, memang ada indikasi bahwa dosen2 disini suka ngasih nilai plus ama mereka tapi itu belom dapet dibuktikan secara fakta. Aku skr mikirny dr perspective kerja keras. Kenapa mereka dpt nilai2 besar, yah itu karena effort mereka untuk mendapatkan nilai itu juga jauuuuuuuh lebih besar dr aku. Aku liat sendiri, mereka2 itu *orang2 lokal sini* kalo belajar bener2 dach super duper tekun banget. Bisa dilihat kl musim ujian atau ngga ujian di perpus sini, huffft  penuh banget dach itu kursi2. Dan mereka bener2 belajar. Trus gt mereka ngerjain tugas dr prof juga yang niat gt. Kl aku mungkin ngerjain cuman ampe level 7, mereka bisa ampe level 12. So worthed lah kalo mereka dapet nilai lebih dari aku.


Contoh lagi si prof aku, prof GM, yg terkenal seantero dunia ...#eeea ..*beneran ini mah*, tahu ngga kalo dia research itu hobby. See whats my point. yup dia bikin kerjaan dia sebagai researcher n dosen itu hobby. Jadi dia melakukannya dengan senang setiap saat 24 jam. Pernah aku sempet bertanya, nech orang pernah tidur ngga sech? abis pikir coba, pernah aku kirim email jam 2 pagi, langsung dia jawab. Eh pagi2nya jam 6-an dia ngemail lagi. Di mana2 dia juga nyempatin itu baca2 paper2 mahasiswanya, di kereta, di mobil ato dipesawat *kecuali di sepeda yahhh :p*. Soalnya dia bilang sendiri ke aku, mostly dari rumus2 yg pernah dia ciptakan itu, dia dapatkan ketika di perjalanan, either lagi di kereta ato di pesawat. See..mana mau aku nyentuh rumus2 di kereta,..Jadi memang pantas kalo dia emang super duper kereeeen as professor *hormat grakkk*. 

Mungkin masih banyak contoh2 lainnya, dibidang2 lainnya juga. seperti yang dibahas Pak Ja di websitenya. Jadi memang sudah sesuai dengan bunyi satu surat di Al-quran :

"Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya" (Ar-Radd : 11)

Tetapiiii, Satu yang menjadi point penting adalah, sayang beribu sayang mereka seorang kafir. Sehingga semua yg mereka peroleh di dunia ini, hanya akan menjadi kenangan di dunia ajah, karena ngga akan bisa dibawa ke akherat. Ini perbedaan yg mendasar dengan kita, as muslim, kalo kita berhasil di dunia, itu juga akan dibawa ke akherat. Seperti tersebut dlm hadist Muslim dibawah ini:


Hadits Muslim 5022:

"Sesungguhnya Allah tak menzhalimi kebaikan orang mu`min yg diberikan didunia & akan dibalas diakhirat, sedangkan orang kafir diberi makan karena kebaikan-kebaikan yg dikerjakan karena Allah didunia hingga ia menuju akhirat tanpa memiliki suatu kebaikan pun yg bisa dibalas."

Hadits Muslim 5023:
"bila orang kafir mengerjakan suatu kebaikan, dgn kebaikan itu ia diberi sesuap makanan dari dunia, sedangkan orang mu`min itu kebaikan-kebaikannya disimpan oleh Allah diakhirat & ia diberi rizki di dunia karena ketaatannya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah Ar Ruzzi telah mengkhabarkan kepada kami Abdulwahhab bin Atho` dari Sa'id dari Qatadah dari Anas dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam dgn makna hadits mereka berdua.

Bener banget yg Pak JA bilang, harusnya kita sebagai muslim malu kalau kita ngga bisa berprestasi di dunia ini, kalo kita kalah jauh ama orang2 kafir tsb. Karena balasan untuk mukminun itu di dunia dan akherat. Masya Alloh. Dahsyat banget yahhh. Balasan di dunia juga bukan untuk menjadi target utama, hanya akan menjadi hahahihi semata di dunia, tetapi balasan di dunia yg bisa bermanfaat untuk umat manusia n bisa menjadi bekal kita kembali nanti.  

Jadi setiap apa yg akan kita lakukan sekarang, target2 apa yang akan kita kumandangkan, cita2 n impian apa yg ingin diraih, mari kita coba berpikir kembali, tanyakan pada diri sendiri, apakah semua list tadi (target, cita2) sudah bisa mengantarkan kita ke jannahnya, sudah layakkah kita menjadi penghuni jannahnya dengan mencapai segala yg kita inginkan tadi. kalo belum, sangat disayangkan sekali, karena tadi yg udah dibahas, balasan untuk orang mukmin itu di dunia n akherat. 

Seperti disebut Pak JA tadi juga, "Kita perlu memantaskan diri agar hidup terhormat di akhirat dengan selalu melakukan yang terbaik di dunia". Nah cara yg paling gampang adalah lakukan segala sesuatu dengan nilai ibadah kepada Alloh. Kita disini sekolah, niatkan untuk cari ilmu demi kemaslahatan umat, bukan hanya untuk hahahihi di dunia (travelling, cari duit, dsb). terus yang lagi kerja juga gt, niatkan kerja kita untuk ibadah, demi keluarga,anak asuh, dsb. Dan yang paling penting kita tingkatkan effort kita untuk berusaha menjadi yang terbaik, dalam bidang apapun yg kita geluti sekarang untuk kemaslahatan umat. Sehingga usaha kita di dunia tsb bisa menjadi jalan kita menuju ke jannahnya. 

Wallahualam bishowab ... 


Note:
Berhubung materi ini aku share di pengajian, berikut ada beberapa tambahan dari teman2 pengajian online Az-Zahra Belgia:
#D    : Management waktu dan diri sangat diperlukan. Sbg orang muslim kita bisa berdakwah kepada yg nonmuslim sesuai bidang kita masing2 dan itu juga akan menjadi bekal kita di akherat nanti.
#Mba T : Kapasitas diri bagi seseorang sangat menentukan keberhasilan seseorang. tetapi dengan kapasitas yg dipunya disertai dengan usaha yg lebih keberhasilan seseorang 
#T       : Hadist : Tidak ada jaminan amal di dunia akan memasukkan kita ke surga, tetapi dari rahmat n kasih sayang Allohlah yg utama. 
#Mba E : Diterima/tidaknya amal ibadah kita, tergantung dari Alloh (syarat n ketentuan berlaku), mosti ikhlas n sesuai aturan Alloh. Segala yg kita lakukan dg nilai ibadah merupakan kontrol kita juga n terus berharap agar Alloh menurunkan rahmatnya untuk kita. Selalu berkhusnudzon sama Alloh, karena Alloh selalu memberi balasan yg sesuai bahkan lebih lebih, makanya jangan cepet puas melakukan kebaikan. Karena jati dirinya itu untuk diri kita sendiri ...
#L        : Perlu untuk meluruskan niat kembali untuk segala sesuatunya yg kita kerjakan skr. 

No comments:

Post a Comment